Fenomena perusakan lingkungan melalui pembakaran hutan atau lahan yang dilakukan oleh remaja kian memprihatinkan. Aksi ini sering kali dianggap sebagai kenakalan, padahal dampaknya sangat fatal bagi ekosistem dan kesehatan masyarakat. Kebakaran yang disengaja ini merusak hutan, membunuh flora dan fauna, serta menyebabkan polusi udara yang berbahaya bagi semua.
Banyak faktor yang melatarbelakangi tindakan ini. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran dan pendidikan lingkungan. Remaja mungkin tidak sepenuhnya memahami konsekuensi jangka panjang dari perbuatan mereka. Perusakan lingkungan dengan membakar lahan bisa jadi dianggap sebagai “pertunjukan kekuatan” atau cara untuk mendapatkan perhatian dari teman-teman mereka.
Akses ke kelompok pergaulan yang salah juga memainkan peran penting. Remaja yang bergabung dengan geng atau kelompok anarkis seringkali diprovokasi untuk melakukan tindakan destruktif. Aksi perusakan lingkungan menjadi “ritual” yang harus mereka lakukan untuk menunjukkan loyalitas dan keberanian yang keliru di mata kelompok mereka.
Selain itu, kurangnya kegiatan positif dan ruang ekspresi juga menjadi pemicu. Remaja yang merasa bosan atau frustrasi seringkali mencari pelampiasan. Mereka yang tidak memiliki hobi atau kegiatan yang bermanfaat cenderung mencari sensasi melalui cara yang merugikan, salah satunya dengan membakar lahan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif. Pertama, edukasi lingkungan harus ditingkatkan. Sekolah harus mengajarkan pentingnya menjaga alam sejak dini. Mengadakan kegiatan penanaman pohon atau kampanye kebersihan bisa menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan.
Pemerintah juga harus mengambil peran aktif. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku perusakan lingkungan harus dilakukan. Sanksi yang jelas dan tanpa kompromi akan memberikan efek jera. Namun, penegakan hukum ini harus dibarengi dengan program rehabilitasi yang efektif.
Komunitas juga memiliki tanggung jawab besar. Masyarakat harus lebih peduli dan proaktif dalam melaporkan aktivitas mencurigakan. Dengan mengawasi lingkungan sekitar, kita bisa mencegah tindakan perusakan lingkungan sebelum dampaknya meluas.
Selain itu, penting untuk menyediakan wadah bagi remaja untuk menyalurkan energi mereka secara positif. Program-program seni, olahraga, dan kegiatan sosial bisa menjadi alternatif yang efektif. Dengan begitu, mereka bisa menemukan minat dan bakat mereka tanpa harus merugikan orang lain