Gelombang Panas Ekstrem Ancam Panen, Petani Hidroponik di Lamongan Terancam Merugi

Cuaca panas ekstrem yang melanda wilayah Jawa Timur dalam beberapa pekan terakhir memberikan dampak signifikan bagi berbagai sektor, termasuk pertanian. Para petani hidroponik di Kabupaten Lamongan kini merasakan dampaknya secara langsung, dengan banyak tanaman sayuran mengalami gagal panen atau kualitas menurun drastis akibat suhu udara yang tinggi dan kelembapan yang tidak terkontrol. Kondisi ini menyebabkan para petani merugi dan khawatir akan keberlangsungan usaha mereka.

Sistem hidroponik, yang mengandalkan air dan nutrisi tanpa menggunakan tanah, sangat rentan terhadap perubahan suhu lingkungan. Suhu air yang terlalu tinggi dapat menghambat penyerapan nutrisi oleh akar tanaman, memicu stres, layu, bahkan kematian tanaman. Selain itu, cuaca panas juga meningkatkan risiko serangan hama dan penyakit pada tanaman hidroponik. Para petani merugi karena hasil panen yang menurun baik dari segi kuantitas maupun kualitas, sehingga harga jual pun menjadi rendah.

Salah seorang petani merugi hidroponik di Desa Made, Kecamatan Lamongan, Bapak Slamet (52 tahun), mengungkapkan kekhawatirannya. “Panasnya luar biasa, Mas. Biasanya saya bisa panen selada dan kangkung setiap minggu, tapi sekarang banyak yang mati atau pertumbuhannya lambat sekali. Modal sudah keluar banyak untuk bibit dan nutrisi, tapi hasil panennya jauh di bawah harapan. Kami para petani merugi besar kalau kondisi ini terus berlanjut,” ujarnya saat ditemui di kebun hidroponiknya pada Selasa pagi, 22 April 2025.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan, Ibu Drh. Rini Wulandari, M.Si., menyatakan keprihatinannya atas kondisi yang dialami para petani hidroponik. Pihaknya telah menerima laporan dari sejumlah petani mengenai dampak cuaca panas ini. “Kami sedang berupaya mencari solusi untuk membantu para petani merugi, seperti memberikan sosialisasi mengenai teknik mitigasi cuaca panas pada sistem hidroponik, termasuk pengaturan suhu air dan penggunaan shading net. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari bantuan atau subsidi bagi petani yang mengalami kerugian,” jelasnya saat konferensi pers di kantor dinas pada hari yang sama. Diharapkan, dengan upaya bersama, para petani hidroponik di Lamongan dapat mengatasi tantangan cuaca ekstrem ini dan kembali meraih hasil panen yang optimal.