Kabupaten Lamongan, seperti banyak daerah lain di Indonesia, kini tengah dihadapkan pada fenomena penipuan investasi bodong yang semakin meresahkan. Modus operandi yang paling sering muncul adalah melalui platform robot trading dan binary option, yang menjanjikan keuntungan fantastis dalam waktu singkat. Iming-iming return tinggi tanpa risiko ini telah menjerat banyak korban di Lamongan, menyebabkan kerugian finansial yang tidak sedikit.
Investasi bodong dengan skema robot trading dan binary option ini biasanya beroperasi dengan janji-janji manis yang sulit dipercaya. Mereka mengklaim memiliki algoritma canggih yang mampu menghasilkan profit konsisten di pasar keuangan, atau menawarkan opsi perdagangan yang sangat mudah dengan imbal hasil instan. Padahal, pada kenyataannya, sebagian besar platform ini tidak memiliki izin resmi dari regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Dana investor yang disetorkan seringkali tidak benar-benar diperdagangkan, melainkan diputar dalam skema ponzi untuk membayar keuntungan awal kepada member lama, hingga akhirnya skema tersebut kolaps.
Korban penipuan investasi ini di Lamongan berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa, hingga pekerja. Kurangnya literasi keuangan dan bujuk rayu para “affiliator” atau agen yang mempromosikan platform ini menjadi faktor utama terjeratnya para korban. Para promotor seringkali menampilkan gaya hidup mewah dan testimoni palsu untuk meyakinkan calon investor agar ikut bergabung dan menyetorkan dananya.
Pemerintah dan aparat penegak hukum, termasuk di Lamongan, terus berupaya memerangi kejahatan ini. OJK dan Bappebti secara rutin merilis daftar entitas investasi ilegal, dan melakukan pemblokiran terhadap situs web serta aplikasi yang tidak berizin. Namun, modus operandi yang terus berevolusi dan sifatnya yang lintas platform membuat pemberantasan menjadi tantangan tersendiri Iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat seringkali menjadi daya tarik utama investasi ilegal. Skema ponzi, money game, dan penipuan berkedok robot trading adalah beberapa contoh klasik yang masih banyak memakan korban. Para pelaku kerap memanfaatkan media sosial dan aplikasi perpesanan untuk menyebarkan jaringannya, menargetkan individu yang minim literasi keuangan.