Makam Sunan Drajat: Jejak Sang Wali Songo, Simbol Kepedulian Sosial dan Seni Islami

Makam Sunan Drajat, yang terletak di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, merupakan salah satu situs ziarah yang sangat dihormati. Sunan Drajat adalah salah satu dari sembilan wali (Walisongo) yang berjasa menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Beliau dikenal luas atas perhatiannya yang besar terhadap kaum miskin dan kontribusinya dalam bidang seni, khususnya seni tembang atau lagu-lagu dakwah.

Kompleks makam Sunan Drajat tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir sang wali, tetapi juga menyimpan nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Para peziarah yang datang tidak hanya untuk berdoa dan mengenang jasa-jasa beliau, tetapi juga untuk menyaksikan secara langsung peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada di sekitarnya.

Salah satu daya tarik utama di kompleks ini adalah Museum Sunan Drajat. Museum ini menyimpan berbagai artefak dan benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan kehidupan dan perjuangan Sunan Drajat. Di dalamnya, pengunjung dapat melihat koleksi gamelan yang konon digunakan oleh Sunan Drajat dalam menyampaikan dakwahnya melalui seni. Selain itu, terdapat pula manuskrip-manuskrip kuno, alat-alat pertanian, dan berbagai peninggalan lainnya yang memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat pada masa itu serta peran Sunan Drajat di tengah-tengah mereka.

Sunan Drajat dikenal dengan filosofi dakwahnya yang menekankan pada kesejahteraan sosial. Semboyan beliau yang terkenal, “Memangun resep tyasing sesami” (kita harus membuat senang hati sesama), menjadi landasan bagi berbagai kegiatan sosial yang dilakukannya untuk membantu kaum dhuafa. Jejak kepedulian ini masih terasa dalam suasana khidmat di sekitar makam.

Arsitektur kompleks makam Sunan Drajat juga memiliki keunikan tersendiri, mencerminkan perpaduan antara gaya tradisional Jawa dan pengaruh Islam. Bangunan-bangunan di sekitar makam memiliki atap joglo yang khas dan dihiasi dengan ukiran-ukiran yang indah. Suasana yang tenang dan sakral menambah kekhusyukan para peziarah.

Setiap tahun, ribuan peziarah dari berbagai penjuru datang ke Makam Sunan Drajat, terutama pada saat haul (peringatan wafat) beliau. Mereka datang untuk mengirimkan doa, mengenang keteladanan beliau, dan mempelajari lebih dalam tentang sejarah penyebaran Islam di Jawa.

Berkunjung ke Makam Sunan Drajat bukan hanya sekadar ziarah religi, tetapi juga merupakan perjalanan budaya dan sejarah yang memberikan pelajaran berharga tentang nilai-nilai kemanusiaa.